Tidur REM (Tidur Bermimpi)
Saat Anda beralih ke tahap terakhir ini, pernapasan menjadi lebih cepat, tidak teratur, dan dangkal. Sementara itu, mata bergerak ke segala arah dengan cepat, seperti gelisah. Kemudian aktivitas otak dan detak jantung meningkat, tekanan darah naik, dan pada pria akan mengembangkan ereksi.
Menurut penelitian, tahap tidur ini sangat penting untuk fungsi kognitif otak, seperti ingatan, proses belajar, dan kreativitas. Tidak hanya itu, meskipun bisa juga terjadi pada tahap lainnya, mimpi paling sering terjadi saat memasuki tahap satu ini.
Biasanya, sebagian besar orang menghabiskan 20% dari total tidurnya pada tahap ini. Tidur REM juga dikenal dengan tidur paradoks, karena saat otak dan sistem tubuh lainnya aktif bekerja, otot-otot menjadi rileks. Pada tahap ini juga, mimpi terjadi karena peningkatan aktivitas otak, namun otot mengalami kelumpuhan sementara yang terjadi secara sengaja.
Periode ini pertama biasanya terjadi sekitar 70-90 menit setelah tertidur. Nah, sebuah siklus tidur lengkap membutuhkan 90-110 menit. Hal ini berarti setelah melalui tahap ini, otak mengulang kembali siklus tidur melalui tahap tidur non-REM. Siklus ini rata-rata terulang hingga empat kali dalam tidur malam.
Siklus tidur pertama setiap malam mengandung periode REM yang singkat dan jangka waktu tidur nyenyak. Saat malam berlangsung, periode tidur REM meningkat durasinya, sedangkan tidur Anda sudah tidak nyenyak seperti siklus awal.
Biasanya Anda akan kehilangan beberapa kemampuan untuk mengatur suhu tubuh selama di bawah pengaruh tahap REM. Hasilnya, suhu yang terlalu panas atau dingin pada sekitar dapat mengganggu kualitas tidur.